Senin, 01 September 2014

Fadhilah Tasbih

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Bismillahir rohmanir rohim)


Fadhilah Kalimah Tasbih "Subhannallah"

سُبْحَانَ اللَّهِ

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
 
مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ


Artinya: “Barangsiapa yang mengucapkan: Subhanallah Wabihamdihi (Maha suci Allah dan dengan segala pujian hanya untuk-Nya) sehari 100 (seratus) kali, maka kesalahan-kesalahannya akan diampuni (Allah) walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Imam Al-Bukhari no. 5926 dan Muslim no. 2691).
 
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
 
مَنْ قَالَ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ مِائَةَ مَرَّةٍ لَمْ يَأْتِ أَحَدٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلَّا أَحَدٌ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ أَوْ زَادَ عَلَيْهِ


Artinya: “Barang siapa yang ketika pagi dan sore membaca:
Subhanallah Wabihamdih (Maha suci Allah dan dengan segala pujian hanya untuk-Nya) sebanyak 100 (seratus) kali, maka pada hari kiamat tidak ada seorangpun yang akan mendatangkan amalan yang lebih utama daripada apa yang dia datangkan. Kecuali orang yang juga mengucapkan bacaan seperti itu atau lebih dari itu.” (HR. Muslim no. 2692).

Dari Abu Dzar rodliallahu 'anhu, dari Nabi shollallahu 'alaihi wasallam, sesungguhnya beliau bersabda: "Bahwasanya pada setiap tulang sendi kalian ada sedekah. Setiap bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap bacaan tahmid itu adalah sedekah, setiap bacaan Tahlil itu adalah sedekah, setiap bacaan takbir itu adalah sedekah, dan amar ma’ruf nahi munkar itu adalah sedekah, dan mencukupi semua itu dua rakaat yang dilakukan seseorang dari sholat Dluha.” (Hadits riwayat: Muslim).

وَقَالَ : كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ حَبِيْبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَـانِ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ.


Rasulullah Shollallahu’alaihi wasallam bersabda: “Dua kalimat yang ringan di lidah, pahalanya berat di timbangan (hari Kiamat) dan disenangi oleh Tuhan Yang Maha Pengasih, adalah: Subhaanallaah wabi-hamdih, subhaanallaahil ‘azhiim.”

وَقَالَ : لأَنْ أَقُوْلَ سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ.


Rasulullah shollallahu ’alaihi wasallam bersabda: “Sungguh, apabila aku membaca: ‘Subhaanallah walhamdulillaah walaa ilaaha illallaah wallaahu akbar’. Adalah lebih senang bagiku dari apa yang disinari oleh matahari terbit.”

وَقَالَ : ((أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ)) فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ، كَيْفَ يَكْسِبُ أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ؟ قَالَ: ((يُسَبِّحُ مِائَةَ تَسْبِيْحَةٍ، فَيُكْتَبُ لَهُ أَلْفُ حَسَنَةٍ أَوْ يُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ خَطِيْئَةٍ))


Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda: “Apakah seseorang di antara kamu tidak mampu mendapatkan seribu kebaikan tiap hari?” Salah seorang di antara yang duduk bertanya: “Bagaimana di antara kita bisa memperoleh seribu kebaikan (dalam sehari)?” Rasul bersabda: “Hendaklah dia membaca seratus tasbih, maka ditulis seribu kebaikan baginya atau seribu kejelekannya dihapus.”

مَنْ قَالَ: سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ، غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِي الْجَنَّةِ.


“Barangsiapa yang membaca: Subhaanallaahi ‘azhiim wabihamdih, maka ditanam untuknya sebatang pohon kurma di Surga.”

وَقَالَ : أَحَبُّ الْكَلاَمِ إِلَى اللهِ أَرْبَعٌ: سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، لاَ يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ.


Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda: “Perkataan yang paling disenangi oleh Allah adalah empat: Subhaanallaah, Alhamdulillaah, Laa ilaaha illallaah dan Allaahu akbar. Tidak mengapa bagimu untuk memulai yang mana di antara kalimat tersebut.”

جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ فَقَالَ: عَلِّمْنِيْ كَلاَمًا أَقُوْلُهُ. قَالَ: قُلْ، لاَ


Nabi
Shollallahu’alaihi wasallam bersabda :
“Barangsiapa bertasbih (Subhanallah) sebanyak tiga puluh tiga kali, bertahmid (Alhamdulillah) tiga puluh tiga kali, dan bertakbir (Allahuakbar) tiga puluh tiga kali, kemudian mengucapkan: Laa ilaaha illa Allah wahdahu laa syarikalah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ’ala kulli sya’in qadir, setiap selesai shalat. Maka akan diampuni dosanya meski sebanyak buih di lautan.”(HR Imam Ahmad, Darimi, Malik)

Sabda Rosulullah
Shollallahu’alaihi wasallam kepada Fatimah dan Ali: 
”Maukah kalian berdua Aku ajarkan perkara yang lebih baik dari yang kalian minta? Jika kalian telah berada di tempat tidur bacalah takbir 33 kali, tasbih 33 kali dan tahmid 33 kali. Itu semua lebih baik buat kalian dari pada seorang pembantu.” (HR Bukhori).

Rasulullah
Shollallahu’alaihi wasallam bersabda :
“Maukah Aku sampaikan kepada kalian amalan yang dapat melampaui derajat orang kaya dan tidak ada yang mengalahkan derajat kalian sehingga menjadi yang terbaik di antara kalian dan mereka, kecuali mengerjakan amalan berikut, yaitu membaca tasbih, tahmid, dan takbir setiap selesai shalat sebanyak 33 kali.”(HR Bukhori)

Rosulullah
shollallahu’alaihi wasallam bersabda : 
Ucapan yang paling Allah sukai itu adalah empat : Subhanallah, al-Hamdulillah, Laa Ilaaha Illa Allah, Allahu Akbar. Tidak ada bahaya darimanapun kamu mulai. (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda :
Dua kalimat yang ringan dilidah, berat di timbangan, dicintai oleh Allah Yang Maha Pengasih adalah : Subhanallah wa bihamdihi subhanallah hil adzhim - Maha suci Allah dan segala puji bagi Nya, Maha suci Allah yang Maha Agung ( HR Bukhari - Muslim)

Rosulullah s
hollallahu’alaihi wasallamjuga bersabda :
Bagiku mengucapkan : Subhanallah walhamdulillah walaa 'ilaahailallah Allahuakbar (Maha suci Allah dan segala puji bagi Nya, dan tiada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah yang Maha Besar), lebih aku cintai daripada tempat yang matahari terbit dan tenggelam disana ( HR Muslim)

Fadlilah Tahlil


 بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Bismillahir rohmanir rohim)

Fadhilah Kalimah Tahlil "Laa ilaaha illallah"

 لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ


Rasulullah shollahu 'alaihi wasallam pernah bersabda : “Perbaruilah imanmu sekalian! Kemudian ditanyakan oleh para sahabat : “Bagaimana cara memperbarui iman kita Ya Rasulullah? Maka Rasulullah menjawab : Perbanyaklah mengucapkan kalimat لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ (HR. Ahmad dan Al Hakim)

Kalimat tahlil yang berarti : “Tidak ada Tuhan kecuali Allah” mengandung beberapa keutamaan, antara lain:
 
Fadhilah pertama...
Orang yang membaca kalimah لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ hanya untuk mencari ridha Allah, akan diharamkan oleh Allah masuk neraka. Rasulullah shollahu 'alaihi wasallam bersabda:
اِنَّ الله قَدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ يَبْتَغِى بِذٰلِكَ وَجْهَ اللهِ (رواه البخارى ومسلم)

Artinya : “Sesungguhnya Allah mengharamkan masuk neraka orang yang mengucap kalimat لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ dengan tujuan mencari ridha Allah. (HR. Bukhari-Muslim)

Fadhilah kedua...
Kalimat tahlil لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ merupakan benteng Allah dan orang yang masuk benteng Allah akan selamat dari siksaNya. Rasulullah shollahu 'alaihi wasallam bersabda :
حَدَّ ثَنِى جِبْرِيْلُ قَالَ يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ حِصْنِى فَمَنْ دَخَلَ اَمِنَ مِنْ عَذَابِى (رواه ابن عساكر عن على رضي الله عنه)

Artinya : “Malaikat Jibril bercerita kepadaku Jibril berkata : “Allah ta’ala berfirman kalimat لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ adalah bentengKu, maka barang siapa masuk ke bentengKu, niscaya selamat dari siksaKu (HR. Ibnu Asakir dari Ali RA)
 
Fadhilah ketiga...
Orang yang membaca لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ seratus kali, akan dibangkitkan oleh Allah pada hari kiamat wajahnya seperti bulan purnama, Rasulullah saw bersabda :
لَيْسَ مِنْ عَبْدٍ يَقُوْلُ لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ مِائَةَ مَرَّةٍ اِلاَّ بَعَثَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَوَجْهُهُ كَالْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ وَلَمْ يَرْفَعْ لِاَحَدٍ يَوْمَئِدٍ عَمَلٌ اَفْضَلُ مِنْ عَمَلِهِ اِلاَّ قَالَ مِثْلَ قَوْلِهِ اَوْزَادَ (رواه الطبران)

Artinya : “Tidak ada seorang hamba yang mengucap kalimat لاَاِلٰهَ اِلاَّاللهُ seratus kali kecuali Allah membangkitkannya pada hari kiamat sedang wajahnya seperti bulan purnama. Dan tidak ada amal seorang hamba yang melebihi keutamaannya pada hari kiamat daripada amalnya kecuali orang yang mengucap seperti ucapannya atau melebihinya. (HR. Thobroni)
 
Fadhilah keempat...
Orang yang bisa mengucap kalimah لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ ketika mau meninggal dunia akan masuk surga. Rasulullah shollahu 'alaihi wasallam. bersabda :
مَنْ كَانَ اٰخِرَ كَلاَمِهِ لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ

Artinya : “Barangsiapa yang akhir ucapannya kalimat لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ akan masuk surga.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
 

Fadhilah kelima...
Kalimah لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ merupakan dzikir yang paling utama. Rasulullah shollahu 'alaihi wasallam bersabda :
اَفْضَلُ الذِّكْرِ لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ وَاَفْضَلُ الدُّعَاءِ اَلْحَمْدُ ِللهِ (رواه الترميد والنسائى)
Artinya : “Seutama-utama dzikir adalah لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ dan seutama-utama do’a ialah اَلْحَمْدُ ِللهِ (HR. At Turmudzi dan An Nasai)
 

Fadhilah keenam...
Kalimah لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ timbangannya paling berat dibanding amalan yang lain. Rasulullah shollahu 'alaihi wasallam pernah menceritakan bahwa nabi Musa 'alaihi sallam berdoa kepada Allah : “Wahai Tuhanku, beritahukanlah kepadaku sesuatu yang dengan itu aku bisa mengingatMu. Maka Allah berfirman : “Ucapkanlah لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ Nabi Musa a.s. berkata : “Wahai Tuhanku, seluruh hamba-Mu mengucapkan yang demikian, tetapi saya mengharapkan sesuatu yang dengan sesuatu itu Engkau berkenan melindungi aku. Selanjutnya Allah berfirman :
يَامُوْسَ لَوْاَنَّ السَّمٰوَاتِ السَّبْعَ وَعَامِرُ هُنَّ غَيْرِى وَاْلاَرَضِيْنَ السَّبْعَ جُعِلَتْ فِى كَفَّةٍ وَلاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ فِى كَفَّةٍ لَمَالَتْ بِهِنَّ لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ (رواه النسائى)

Artinya : “Hai Musa, seandainya ketujuh langit serta seluruh penghuninya selain Aku dan ketujuh bumi diletakkan dalam satu timbangan dan kalimah لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ diletakkan dalam timbangan yang lain, niscaya kalimat لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ lebih berat timbangannya (HR. An-Nasa’i)
Shahabat Abu Bakar ra, pernah berkata
عَلَيْكُمْ بِلاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ وَاْلاِسْتِغْفَارِ وَاَكْثِرُوْا مِنْهُمَا فَاِنَّ اِبْلِيْسَ قَالَ اَهْلَكْتُ النَّاسَ بِالذُّنُوْبِ وَاَهْلَكُوْنِى بِلاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ وَاْلاِسْتِغْفَارِ فَلَمَّا رَاَيْتُ ذلِكَ اَهْلَكْتُهُمْ بِاْلاَهْوَاءِ وَهُمْ يَحْسَبُوْنَ وَاَنَّهُمْ مُهْتَدُوْنَ(رواه ابويعلى)

Artinya : “Biasakanlah mengucapkan kalimat لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ dan membaca istigfar dan perbanyaklah membaca keduanya, karena sesungguhnya iblis berkata “Saya menghancurkan manusia dengan dosa – dosa dan manusia menghancurkan aku dengan bacaan لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ dan istigfar. Maka ketika saya mengetahui yang demikian itu, saya hancurkan mereka dengan hawa nafsu, sedang mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk (R. Abu Ya’la)
 

Fadhilah ketujuh...
Sabda-sabda Rasulullah shollahu 'alaihi wasallam berikut ini:
“Dan sebaik-baik perkataan yang aku ucapkan demikian pula yang diucapkan para nabi sebelumku adalah
Laa ilaaha illallah لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ…” (HR. Tirmidzi)

Dalam hadist sohih Rasulullah
shollahu 'alaihi wasallam bersabda :
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan:
Laa ilaaha illallah لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ, barang siapa telah mengucapkan: Laa ilaaha illallah لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ, maka harta dan dirinya terlindung dariku, kecuali dengan sebab syara, sedangkan perhitungannya (terserah) pada Allah. (Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim: 30, Bab Iman)

Barangsiapa mengucapkan
Laa ilaaha illallah لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ dan mengingkari seluruh sesembahan selain Allah maka harta dan darahnya haram dan hisabnya diserahkan kepada Allah (HR. Muslim) 


Pembuka pintu surga
Kalimah 
Laa ilaaha illallah لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ merupakan harga surga, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,"Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah 'La ilaha illallah', maka dia akan masuk surga" (HR. Abu Dawud no. 1621)
 

Kebaikan paling utama
Kalimah Laa ilaaha illallah لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ adalah kebaikan yang paling utama, Abu Dzar berkata,"Katakanlah padaku wahai Rasulullah, ajarilah aku amalan yang dapat mendekatkanku pada surga dan menjauhkanku dari neraka." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila engkau melakukan kejelekan (dosa), maka lakukanlah kebaikan karena dengan melakukan kebaikan itu engkau akan mendapatkan sepuluh yang semisal." Lalu Abu Dzar berkata lagi, "Wahai Rasulullah, apakah 'Laa ilaha illallah' merupakan kebaikan?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Kalimat itu (laa ilaha illallah, pen) merupakan kebaikan yang paling utama. 

Kalimah  Laa ilaaha illallah لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ adalah dzikir yang paling utama, Dari Jabir rodhiyallohu 'anhu , dari Nabi sholallohu 'alaihi wasallam beliau bersabda : "Dzikir yang paling utama adalah laa ilaha illallah, dan doa yang paling utama adalah alhamdulillah."(HR. Ibnu Majah, An Nasa'I - Shohih Targhib wa Tarhib : 1526 )
 

Pembebas api neraka
Kalimah Laa ilaaha illallah لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ, adalah pelindung api neraka, Dari Umar rodhiyallohu 'anhu ia berkata : saya mendengar Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam bersabda : "Sungguh aku akan mengajarkan sebuah kalimat, tidaklah seorang hamba mengucapkannya dengan benar dari hatinya, lalu ia mati diatas keyakinan itu, kecuali (Allah) mengharamkan tubuhnya dari api neraka. Yaitu kalimat laa ilaha illallah. (HR. Hakim - Shohih Targhib wa Tarhib : 1528 ).

Suatu saat Nabi shallallahu 'alaihi wa salam mendengar muadzin mengucapkan 'Asyhadu alla ilaha illallah'. Lalu beliau mengatakan pada muadzin tadi, "Engkau terbebas dari neraka."(HR. Muslim no. 873)
 

Perantara doa
Kalimat  Laa ilaaha illallah لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ adalah dzikir dan perantara doa, Dari Abu Sa'id Al Khudri rodhiyallohu 'anhu dari Nabi sholallohu 'alaihi wasallam beliau bersabda : Musa berkata : Wahai Tuhanku ajarkanlah kepadaku sesuatu, yang aku akan berdzikir dan berdoa kepadaMu dengannya. Allah berfirman : Wahai Musa ucapkanlah  Laa ilaaha illallah لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ, Musa berkata : Wahai Tuhanku seluruh hambaMu mengucapkan kalimat ini. Allah berfirman : Wahai Musa ! Seandainya langit tingkat tujuh dan apa yang ada didalamnya serta bumi tingkat tujuh selain Aku diletakkan di suatu timbangan, dan  Laa ilaaha illallah لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ, diletakkan di timbangan yang lain, maka akan berat timbangan laa ilaha illallah." (HR. Ibnu Hibban, Hakim - Fathul Bari : 11/28 )
 

Penghalang kiamat
Kalimat  Laa ilaaha illallah لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ menunda kiamat, Dari Anas bin Malik rodhiyallohu 'anhu ia berkata : Rasulullah sholallohu'alaihi wassalam bersabda : "Tidak akan terjadi kiamat (apabila) masih ada orang yang menyebut laa ilaha illallah".(HR. Ibnu Hibban, - Ta'liqotul Hisan : 6809, Ash Shohihah : 3016)
 

Mendatang kebaikan dan menghapus kejelekan
Dzikir Laa ilaha ilallah pahalanya paling banyak,Sebagaimana terdapat dalam shohihain (Bukhari-Muslim) dari Abu Hurairoh radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda,"Barangsiapa mengucapkan 'laa il aha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syay-in qodiir' [tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan dan segala pujian.Dia-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu] dalam sehari sebanyak 100 kali, maka baginya sama dengan sepuluh budak (yang dimerdekakan, pen), dicatat baginya 100 kebaikan, dihapus darinya 100 kejelekan, dan dia akan terlindung dari setan pada siang hingga sore harinya, serta tidak ada yang lebih utama darinya kecuali orang yang membacanya lebih banyak dari itu." (HR. Bukhari no. 3293 dan HR. Muslim no. 7018)

Sebagai sedekah
Dari Abu Dzar radliallahu 'anhu, dari Nabi shalla Allahu alaihi wa sallam, sesungguhnya beliau bersabda: "Bahwasanya pada setiap tulang sendi kalian ada sedekah. Setiap bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap bacaan tahmid itu adalah sedekah, setiap bacaan Tahlil itu adalah sedekah, setiap bacaan takbir itu adalah sedekah, dan amar ma’ruf nahi munkar itu adalah sedekah, dan mencukupi semua itu dua rakaat yang dilakukan seseorang dari sholat Dluha.” (Hadits riwayat: Muslim).
Tembus ke pintu-pintu langit
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw. bersabda: "Setiap kali seorang hamba mengucapkan La ilaha illalllah dengan ikhlas, akan dibukakan baginya pintu-pintu langit hingga ia akan tembus ke 'arasy selama dosa-dosa besar dijauhinya." (Riwayat Turmudzi yang menyatakan hadits ini.
Memperbarui Iman
Juga diterima dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi saw. bersabda: "Perbaruilah keimananmu!" Ditanya orang: "Ya Rasulullah, bagaimana caranya kami memperbarui keimanan kami ini ?" Ujarnya: "Perbanyaklah membaca La ilaha illallah!"
Dizikir paling utama
Diterima dari Jabir bahwa Nabi saw. bersabda: "Dzikir yang paling utama ialah La ilaha illallah, sedang do'a yang paling utama iala Alhamdu lillah." (Diriwayatkan oleh Nasa'i dan Ibnu Majah, juga oleh Hakim yang menyatakan sanadnya sah).

Dalil Istighfar



 بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Bismillahir rohmanir rohim)


Dalil Al Qur'an

Surat An-Nisa' ayat 110
Waman ya'mal suu-an aw yazhlim nafsahu tsumma yastaghfiri allaaha yajidi allaaha ghafuuran rahiimaan, Artinya “Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya sendiri, kemudian ia memohon ampunan kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang.”

Surat Al Maidah, ayat 74
 Afalaa yatuubuuna ilaa allaahi wayastaghfiruunahu waallaahu ghafuurun rahiimun, Artinya “Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepadaNya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

 Surat Az Zumar, ayat 53
Qul yaa 'ibaadiya alladziina asrafuu 'alaa anfusihim laa taqnathuu min rahmati allaahi inna allaaha yaghfiru aldzdzunuuba jamii'an innahu huwa alghafuuru alrrahiimu Artinya “Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang maha pengampun lagi Maha penyayang.” (Az-Zumar: 53).


Surat An Nur, ayat 31

Waqul lilmu/minaati yaghdhudhna min abshaarihinna wayahfazhna furuujahunna walaa yubdiina ziinatahunna illaa maa zhahara minhaa walyadhribna bikhumurihinna 'alaa juyuubihinna walaa yubdiina ziinatahunna illaa libu'uulatihinna aw aabaa-ihinna aw aabaa-i bu'uulatihinna aw abnaa-ihinna aw abnaa-i bu'uulatihinna aw ikhwaanihinna aw banii ikhwaanihinna aw banii akhawaatihinna aw nisaa-ihinna aw maa malakat aymaanuhunna awi alttaabi'iina ghayri ulii al-irbati mina alrrijaali awi alththhifli alladziina lam yazhharuu 'alaa 'awraati alnnisaa-i walaa yadhribna bi-arjulihinna liyu'lama maa yukhfiina min ziinatihinna watuubuu ilaa allaahi jamii'an ayyuhaa almu/minuuna la'allakum tuflihuuna. Artinya “ Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (An-Nur: 31).
Dalil As Sunah

Hadits Nabi Muhammad sholallahu 'alaihi wasallam :

(( مَا أَصَرَّ مَنِ اسْتَغْفَرَ وَإِنْ عَادَ فِيْ اليَوْمِ سَبْعِيْنَ مَرَّةً )) رواه أبو يعلى وأبو دادود والترمذي والبزار، وحسنه ابن كثير في تفسيره جزء 1 ص 408.


“Tidaklah dianggap melanjutkan perbuatan keji orang yang memohon ampun, meskipun dalam sehari ia ulangi sebanyak 70 kali.” (HR. Abu Ya’la, Abu Daud, At-Tirmidzi dan Al Bazzar dalam musnadnya, Ibnu Katsir mengatakan: hadis hasan; tafsir Ibnu Katsir, 1/408.

Rasulullah sholallahu 'alaihi wasallam bersabda :

(( يَاأَيُّهَا النَّاسُ تُوْبُوْا إِلَى اللهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ فَإِنِّيْ أَتُوْبُ فِيْ اليَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ )) رواه مسلم.


“Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah dan memohonlah ampun kepada-Nya, sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim).

Dari Abu Musa rodhiallahu anha meriwayatkan dari Rasulullah 
sholallahu 'alaihi wasallam bersabda :

(( إِنَّ اللهَ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ النَّهَارِ وَيَبْسُطُ يَدَهُ فِيْ النَّهَارِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ اللَّيْلِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَ
ا ))

“Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya pada malam hari agar bertaubat orang yang berbuat jahat di siang hari dan Dia membentangkan tangan-Nya pada siang hari agar bertaubat orang yang berbuat jahat di malam hari, sehingga matahari terbit dari barat (Kiamat).” (HR. Muslim).
 

Rasulullah sholallahu 'alaihi wasallam bersabda :
 
(( مَنْ تَابَ قَبْلَ أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا تَابَ اللهُ عَلَيْهِ)) رواه مسلم.
“Barangsiapa bertaubat sebelum matahari terbit dari barat niscaya Allah menerima taubatnya.” (HR. Muslim).

Rasulullah sholallahu 'alaihi wasallam bersabda :
 
(( إِنَّ اللهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ العَبْدِ مَالَمْ يُغَرْغِرْ )) رواه الترمذي.


“Sesungguhnya Allah menerima taubat seseorang hamba, selama nyawanya belum sampai di kerongkongan.” (HR. At-Tirmidzi, dan ia menghasankannya).

Dari Ibnu Abbas t, ia berkata, Rasulullah
sholallahu 'alaihi wasallam bersabda :
 
(( مَنْ لَزِمَ الاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضَيْقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ )) رواه أبو داود.


“Barangsiapa senantiasa beristighfar, niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya kelapangan dan untuk setiap kesempitannya jalan keluar, dan akan diberi-Nya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.” (HR. Abu Daud). 



Hukum Istighfar


Istighfar merupakan suatu ibadah yang mulia dan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala,baik hal tersebut untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Bagaimanakah kedudukan hukum Istighfar itu sendiri?
  1. MandubHukum istighfar pada asalnya adalah mandub/sunnah, berdasarkan dalil al-Qur'an dalam surat Al-Muzammil 20. Inna rabbaka ya'lamu annaka taquumu adnaa min tsulutsayi allayli wanishfahu watsulutsahu wathaa-ifatun mina alladziina ma'aka waallaahu yuqaddiru allayla waalnnahaara 'alima an lan tuhsuuhu fataaba 'alaykum faiqrauu maa tayassara mina alqur-aani 'alima an sayakuunu minkum mardaa waaakharuuna yadhribuuna fii al-ardhi yabtaghuuna min fadhli allaahi waaakharuuna yuqaatiluuna fii sabiili allaahi faiqrauu maa tayassara minhu wa-aqiimuu alshshalaata waaatuu alzzakaata wa-aqridhuu allaaha qardhan hasanan wamaa tuqaddimuu li-anfusikum min khayrin tajiduuhu 'inda allaahi huwa khayran wa-a'zhama ajran waistaghfiruu allaaha inna allaaha ghafuurun rahiimun. Artinya : Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dalam ayat tersebut terkandung makna mandub/sunnah,karena seseorang beristighfar bukan hanya karena ia melakukan maksiat/dosa,namun bisa jadi beristighfar untuk dirinya sendiri,kedua orangtuanya,anak-anaknya ataupun untuk kaum muslimin baik yang sudah meninggal maupun yang masih hidup." 
  2. Wajib. Istighfar yang dilakukan setelah berbuat dosa,seorang hamba diwajibkan untuk segera beristighfar jika ia berbuat hal yang dilarang oleh Allah subhanahu wa ta'ala.
  3. Makruh. Seperti beristighfar dibelakang jenazah, karena memang tidak ada sanadnya dan Rasulullah tidak menganjurkannya. Yang dianjurkannya adalah beristighfar bagi mayit ketika sholat jenazah dan setelah pemakamannya.
  4. Haram. Seperti beristighfar untuk orang kafir, Istighfar bagi mereka tidak ada manfaatnya sama sekali,disebabkan oleh kekufuran dan kefasikannya,walaupun ia saudara dekat kita, berdasarkan dalil dalam alqur'an yang berbunyi : maa kaana lilnnabiyyi waalladziina aamanuu an yastaghfiruu lilmusyrikiina walaw kaanuu ulii qurbaa min ba'di maa tabayyana lahum annahum ash-haabu aljahiimi, Artinya : Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam. 


Dalil Hasballah



 بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Bismillahir rohmanir rohim)

Hasbunallah Wani'mal Wakil Ni'mal Maula Wani'man Nasiir

Dalil Al-Qur'an
 
Surat Ali 'Imron, ayat 173

الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

Alladziina qaala lahumu alnnaasu inna alnnaasa qad jama'uu lakum faikhsyawhum fazaadahum iimaanan waqaaluu hasbunaa allaahu wani'ma alwakiilu, Artinya “(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. ” 

Dalil As Sunnah

Kata sahabat Ibnu ‘Abbas, ia berkata bahwa “hasbunallah wa ni’mal wakiil” adalah perkataan Nabi ‘Ibrahim ‘alaihis salaam ketika beliau ingin dilempar di api. Sedangkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kalimat tersebut dalam ayat,

إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ


“Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,” maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. (HR. Bukhari no. 4563)
 
Blogger Templates