Sunday, August 31, 2014

Dalil Taqdis

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Bismillahir rohmanir rohim)
Dalil As Sunnah

Bacaan dzikir setelah witir adalah sebagai berikut: "Subhaanal Malikil Quddus" (3X) dengan suara nyaring dan panjang pada bacaan yang ketiga, lalu membaca: "Rabbul Malaikati warruh".

Hal ini berdasarkan kepada hadits Rasulullah sholallahu 'alaihi wasallam yang diriwayatkan dari Ubay bin Ka'ab sebaga berikut:

عَنْ أُبَيْ بْنِ كَعْبٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي اْلوِتْرِ: بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ اْلأَعْلَى، وَ قُلْ يَا أَيُّهَا اْلكَافِرُونَ، وَ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، فَإِذَا سَلَّمَ قَالَ: "سُبْحَانَ اْلمَلِكِ اْلقُدُّوسِ" ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، [رواه النسائي]

Artinya: “Diriwayatkan dari Ubay bin Ka'ab, ia berkata: Rasulullah
sholallahu 'alaihi wasallam membaca dalam (shalat) witir: Sabbihisma Rabbikal-'ala dan Qul yaa ayyuhal kaafiruun dan Qul huwallahu ahad. Setelah salam beliau membaca: "Subhaanal Malikil Qudduus" tiga kali.”(HR. an-Nasai).

Dan berdasarkan hadis berikut:

عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أُبْزِي عَنْ أَبِيهِ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوتِرُ بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ اْلأَعْلَى، وَ قُلْ يَا أَيُّهَا اْلكَافِرُونَ، وَ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، وَإِذَا سَلَّمَ قَالَ: "سُبْحَانَ اْلمَلِكِ اْلقُدُّوسِ" ثَلاَثَ مَرَّاتٍ يَمُدُّ صَوْتَهُ فِي الثَّالِثَةِ ثُمَّ يَرْفَعُ. [رواه النسائي]


Artinya: “Diriwayatkan dari Said bin Abdurrahman bin Ubzi, diriwayatkan dari ayahnya, ia berkata: Rasulullah
sholallahu 'alaihi wasallam(shalat) witir dengan (membaca) Sabbihisma Rabbikal a'la dan Qul yaa ayyuhal kaafiruun dan Qul huwallahu ahad. Apabila telah salam beliau membaca: "Subhaanal Malikil Qudduus" tiga kali dengan memanjangkan suaranya pada yang ketiga dan menyaringkannya.” (HR. an-Nasai).

Dan berdasarkan hadis berikut:

عَنْ أُبَيْ بْنِ كَعْبٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوتِرُ بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ اْلأَعْلَى، وَ قُلْ يَا أَيُّهَا اْلكَافِرُونَ، وَ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، وَإِذَا سَلَّمَ قَالَ: "سُبْحَانَ اْلمَلِكِ اْلقُدُّوسِ" ثَلاَثَ مَرَّاتٍ وَمَدَّ بِاْلأَخِيرَةِ صَوْتَهُ وَيَقُولُ: "رَبِّ اْلمَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ". [رواه الطبراني]


Artinya: “Diriwayatkan dari Ubay bin Ka'ab, ia berkata: Rasulullah
sholallahu 'alaihi wasallam (shalat) witir dengan (membaca) Sabbihisma Rabbikal 'ala, dan Qul yaa ayyuhal kaafiruun, dan Qul huwallahu ahad. Setelah salam beliau membaca: "Subhaanal Malikil Qudduus" tiga kali. Beliau memanjangkan suaranya pada yang terakhir dan membaca: "Rabbil Malaikati warruuh".” (HR. ath-Thabrani)


Dari Ubay bin Ka'ab radhiallahu anhu dia berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُوتِرُ بِثَلَاثِ رَكَعَاتٍ كَانَ يَقْرَأُ فِي الْأُولَى بِسَبِّحْ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَفِي الثَّانِيَةِ بِقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَفِي الثَّالِثَةِ بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَيَقْنُتُ قَبْلَ الرُّكُوعِ فَإِذَا فَرَغَ قَالَ عِنْدَ فَرَاغِهِ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ يُطِيلُ فِي آخِرِهِنَّ

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat witir tiga rakaat, pada rakaat pertama beliau membaca: " Sabbihisma rabbikal a'laa (surat Al A'la)." Pada rakaat kedua membaca: "Qul ya ayyuhal kafirun (surat Al Kaafiruun)," dan pada rakaat ketiga beliau membaca "Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlas)." Lalu beliau qunut sebelum ruku'. Setelah selesai sholat, beliau membaca: "Subhanak malikil quddus" sebanyak tiga kali. Beliau memanjangkan pada yang terakhir kalinya Hadits Shahih (HR. An-Nasa-i: 3/235 dan sanadnya dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan An-Nasa-i: 1/371-372)

Rasulullah صلى الله عليه وسلم setiap selesai melakukan shalat witir membaca zikir “Subhanal Malikil Quddus” sebanyak tiga kali dengan suara keras. Dalilnya adalah hadits Abdurrahman bin Abza radhiallahu 'anhu, dari Nabi صلى الله عليه وسلم :

أنه كان يقرأ في الوتر بسبح اسم ربك الأعلى وقل يا أيها الكافرون وقل هو الله أحد، فإذا سلم قال: سبحان الملك القدوس سبحان الملك القدوس سبحان الملك القدوس، ورفع بها صوته


“Bahwasanya beliau صلى الله عليه وسلم membaca pada shalat witir “Sabbihisma rabbikal a'la” (surat Al A'la), “Qul ya ayyuhal kafirun” (surat Al Kafirun), dan “Qul huwallahu ahad” (surat Al Ikhlash). Ketika beliau salam, beliau mengucapkan "Subhanal Malikil Quddus, Subhanal Malikil Quddus, Subhanal Malikil Quddus” dengan mengeraskan suaranya.” [HR Ahmad (15390). Hadits shahih.]

Dalil Takbir


 بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Bismillahir rohmanir rohim)
Dalil  Al-Qur'an

Surah Al Baqoroh, ayat 185
Syahru ramadaana alladzii unzila fiihi alqur-aanu hudan lilnnaasi wabayyinaatin mina alhudaa waalfurqaani faman syahida minkumu alsysyahra falyashumhu waman kaana mariidhan aw 'alaa safarin fa'iddatun min ayyaamin ukhara yuriidu allaahu bikumu alyusra walaa yuriidu bikumu al'usra walitukmiluu al'iddata walitukabbiruu allaaha 'alaa maa hadaakum wala'allakum tasykuruuna. Artinya : (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. 
 
Dalil As Sunnah

Hadits Nabi Muhammad sholallahu a'alaihi wasallam :

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ، قاَلَ: قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “لأن أَقُوْلُ: سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ ِللهِ وَلاَ إلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَر، أَحَبَّ إِلَي مما طلعت عليه الشمس”.

Artinya : ”Sesungguhnya aku berkata bahwa kalimat Subhanallah walhamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar (Maha Suci Allah dan segala puji bagi Allah dan tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Allah Maha Besar) itu lebih kusukai daripada apa yang dibawa oleh matahari terbit.” (HR. Bukhari Muslim)

Abu Hurairah ra. berkata : Rasulullah sholallahu 'alaihi wassalam bersabda : “ Pada malam mi’raj , aku melihat lautan besar yang luasnya hanya diketahui oleh Allah . Pada tepi laut itu terdapat seorang malaikat berbentuk burung dengan 70.000 sayap . Jika seorang hamba Allah membaca “ Subhaanallah ” , malaikat berbentuk burung bergerak dari tempatnya dan jika diteruskan dengan membaca “ Alhamdulillaah ” maka terbukalah sayapnya kemudian jika diteruskan dengan membaca “ Laa ilaaha illallaah ” malaikat berbentuk burung tersebut terbang kemudian jika diteruskan dengan membaca “ Wallaahu Akbar ” malaikat berbentuk burung tersebut menceburkan dirinya ke dalam laut dan jika diteruskan dengan membaca “ Wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘adziim ” malaikat berbentuk burung tersebut keluar dari dasar laut sambil mengibaskan sayapnya dan bertetesanlah dari tiap sayapnya 70.000 tetes air dan dari tiap tetes air Allah menciptakan seorang malaikat yang bertasbih , bertahlil dan memohon ampunan bagi pembaca “ Subhaanallaah wal hamdulillaah wa laa ilaaha illallaah wallaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘adziim ” hingga hari kiamat ”.
 
 Adapun hukum takbir pada hari raya (‘Idul Fithri dan ‘Idul Adhaa) adalah sunnah. Menurut Imam Nawawi rahimahullah didalam Al-Majmu’, hal itu berdasarkan riwayat,
عن نافع عن عبد الله بن عمر ان رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يخرج في العيدين مع الفضل بن عباس و عبد الله والعباس وعلي وجعفر والحسن والحسين واسامة بن زيد وزيد بن حارثة وايمن بن ام ايمن رضي الله عنهم رافعا صوته بالتهليل والتكبير فيأخذ طريق الحدادين حتى يأتي المصلى وإذا فرغ رجع على الحذائين حتى يأتي منزله

“Dari Nafi’ dari Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam berangkat pada hari raya beserta al-Fadll bin Abbas, Abdullah, Abbas, Ali, Ja’far, al-Hasan, Husain, Usamah bin Zaid, Zaid bin Haritsah, Ayman Ibn Ummu Aiman –Radliyallahu ‘Anhum-, mereka meninggikan suaranya (mengeraskan suara) dengan membaca tahlil dan takbir, mengambil rute satu jalan hingga tiba di mushalla (tempat shalat), dan ketika mereka selesai shalat, mereka kembali melewati rute yang lainnya hingga tiba di kediamannya”. [HR. Al-Baihaqi didalam As-Sunanul Kubro, dan Shahih Ibnu Khuzimah]

Seseorang mengangkat kedua tangannya dan mengucapkan ‘Allahu Akbar‘ ketika memulai shalat, ini dinamakan takbiratul ihram. Takbiratul ihram termasuk rukun shalat, shalat tidak sah tanpanya. Dalil bahwa takbiratul ihram adalah rukun shalat adalah hadits yang dikenal sebagai hadits al musi’ shalatuhu, yaitu tentang seorang shahabat yang belum paham cara shalat, hingga setelah ia shalat Nabi bersabda kepadanya:

ارجِعْ فَصَلِّ فإنك لم تُصلِّ


“Ulangi lagi, karena engkau belum shalat”

Menunjukkan shalat yang ia lakukan tidak sah sehingga tidak teranggap sudah menunaikan shalat. Kemudian Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan shalat yang benar kepadanya dengan bersabda:

إذا قُمتَ إلى الصَّلاةِ فأسْبِغ الوُضُوءَ، ثم اسْتقبل القِبْلةَ فكبِّر


“Jika engkau hendak shalat, ambilah wudhu lalu menghadap kiblat dan bertakbirlah…” (HR. Bukhari 757, Muslim 397)

Menujukkan tata cara yang disebutkan Nabi tersebut adalah hal-hal yang membuat shalat menjadi sah, diantaranya takbiratul ihram.

Para ulama mengatakan, dinamakan dengan takbiratul ihram karena dengan melakukannya, seseorang diharamkan melakukan hal-hal yang sebelumnya halal, hingga shalat selesai. Sebagaimana hadits,

مفتاح الصلاة الطهور وتحريمها التكبير وتحليلها التسليم

“Pembuka shalat adalah bersuci (wudhu), yang mengharamkan adalah takbir dan yang menghalalkan adalah salam” (HR. Abu Daud 618, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud)

Yang benar, semua itu menyelisihi sunnah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Tidak boleh mengganti lafadz takbir dengan selain الله أكبرُ. Karena hadits-hadits yang menyebutkan tentang lafadz takbir dalam shalat, disebutkan hanya lafadz الله أكبرُ. Misalnya hadits:

إنَّهُ لا تتمُّ صلاةٌ لأحدٍ منَ النَّاسِ حتَّى يتوضَّأَ فيضعَ الوضوءَ مواضعَهُ ثمَّ يقولُ اللَّهُ أَكبرُ


“Tidak sempurna shalat seseorang sampai ia berwudhu, lalu ia membasuh air wudhu pada tempat-tempatnya, lalu ia berkata ‘Allahu Akbar’” (HR Abu Daud 857, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud)

Dan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

صلوا كما رأيتموني أصلي


“Shalatlah sebagaimana kalian melihatku shalat” (HR. Bukhari 631, 5615, 6008)

Takbiratul ihram itu wajib diucapkan dengan lisan, tidak boleh hanya diucapkan di dalam hati. Lalu para ulama berselisih pendapat apakah dipersyaratkan suara takbir minimal dapat didengar oleh diri sendiri atau tidak. Sebagian ulama seperti Hanabilah mempersyaratkan demikian, yaitu suara takbir dapat didengar oleh sebelahnya atau minimal dapat didengar oleh si pengucap sendiri (Syarhul Mumthi’, 3/20). Namun yang rajih, hal ini tidak dipersyaratkan. Syaikh Al Utsaimin mengatakan: “Yang benar, tidak dipersyaratkan seseorang dapat mendengar suara takbirnya. Karena terdengarnya takbir itu zaaid (objek eksternal) dari pengucapan. Maka bagi yang meng-klaim bahwa hal ini diwajibkan, wajib mendatangkan dalil” (Syarhul Mumthi’, 3/20).
Bagaimana takbirnya orang bisu?

Dalil Tahmid


 بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Bismillahir rohmanir rohim)

Dalil Al Qur’an 
Surah Al An’am (6): 1    
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ”.
 
Alhamdu lillaahi alladzii khalaqa alssamaawaati waal-ardha waja'ala alzhzhulumaati waalnnuura tsumma alladziina kafaruu birabbihim ya'diluuna. Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, serta menjadikan gelap dan terang”.

Surah Ibrahim (14): 39
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَهَبَ لِي عَلَى الْكِبَرِ إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِنَّ رَبِّي لَسَمِيعُ الدُّعَاءِ”.
 
Alhamdu lillaahi alladzii wahaba lii 'alaa alkibari ismaa'iila wa-ishaaqa inna rabbii lasamii'u alddu'aa'-i. Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishaq. Sungguh, Rabbku benar-benar Maha Mendengar (mengabulkan) doa”.QS. Ibrahim (14): 39.

Dalil As Sunnah

Apabila imam (shalat) mengucapkan "Sami 'allaahuliman hamidah" (Allah mendengar siapa yang memuji-Nya), maka ucapkanlah "Allaahumma Robbanaa lakal hamdu" (Ya Allah Tuhan kami, bagimu segala puji). Sesungguhnya kalau ucapannya bersamaan dengan ucapan malaikat maka akan terampuni dosa-dosanya yang terdahulu. (Mutafaq'alaih)

Kami shalat di belakang Nabi Muhammad sholallahu 'alaihi wasallam Ketika mengangkat kepala dari ruku' beliau mengucapkan "Sami 'allaahuliman hamidah". Lalu ada seorang yang mengucapkan "Robbanaa walakal hamdu hamdan katsiiran thoyyiban mubaarakan fiih." Seusai shalat, Nabi bertanya, "Siapa yang berbicara (dengan bersuara)?" Orang tadi menjawab, "Aku." Nabi kemudian berkata, "Aku melihat ada lebih dari tiga puluh malaikat berpacu, siapa yang lebih dulu mencatat (pahalanya)." (HR. Bukhari)

"Ya Tuhanku, bagi-Mu segala puji yang layak bagi keagungan wajahMu dan kebesaran kekuasaanMu." (HR. Ath-Thabrani)

Yang paling pandai bersyukur kepada Allah adalah orang yang paling pandai bersyukur kepada manusia. (HR. Ath-Thabrani)

Apabila seorang melihat orang cacat lalu berkata (tanpa didengar oleh orang tadi) :"Alhamdulillah yang telah menyelamatkan aku dari apa yang diujikan Allah kepadanya dan melebihkan aku dengan kelebihan sempurna atas kebanyakan makhlukNya", maka dia tidak akan terkena ujian seperti itu betapapun keadaannya. (HR. Abu Dawud)

Dua hal apabila dimiliki oleh seseorang dia dicatat oleh Allah sebagai orang yang bersyukur dan sabar. Dalam urusan agama (ilmu dan ibadah) dia melihat kepada yang lebih tinggi lalu meniru dan mencontohnya. Dalam urusan dunia dia melihat kepada yang lebih bawah, lalu bersyukur kepada Allah bahwa dia masih diberi kelebihan. (HR. Tirmidzi)

Dalil Tasbih




 بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Bismillahir rohmanir rohim)
Dalil Al Qur'an

Surah Al Isroo (17):1
Subhaana alladzii asraa bi'abdihi laylan mina almasjidi alharaami ilaa almasjidi al-aqshaa alladzii baaraknaa hawlahu linuriyahu min aayaatinaa innahu huwa alssamii'u albashiiru, Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.


Dalil As Sunnah

Hadits Nabi Muhammad sholallahu a'alaihi wassalam :
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ، قاَلَ: قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “لأن أَقُوْلُ: سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ ِللهِ وَلاَ إلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَر، أَحَبَّ إِلَي مما طلعت عليه الشمس”.

Artinya : ”Sesungguhnya aku berkata bahwa kalimat Subhanallah walhamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar (Maha Suci Allah dan segala puji bagi Allah dan tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Allah Maha Besar) itu lebih kusukai daripada apa yang dibawa oleh matahari terbit.” (HR. Bukhari Muslim)
 
Juga dalam Hadis :

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ ، اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، فِيْ يَوْمٍ، مِائَةَ مَرَّةٍ، حُطَّتْ خَطَايَاهُ. وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ”.

Artinya : ” Dari Abi Hurairah bahwa Rasulullah saw. Bersabda : ”Barang siapa membaca (artinya) Maha Suci Allah dan segala puji untuk-Nya dalam sehari 100 kali, maka akan diampuni kesalahannya walaupun sebanyak air buih lautan.”

Dalil Tahlil



 بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Bismillahir rohmanir rohim)


Dalil As-Sunnah

Rosulullah
sholallahu 'alaihi wasallam bersabda : Artinya“ Dari Jabir bin Abdullah radliallahu 'anhumaa, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shalla Allahu alaihi wa sallam bersabda: "Sebaik-baik Dzikir adalah ucapan Laa ilaaha illa-Llah, dan sebaik-baik doa adalah ucapan Al-Hamdi li-Llah". (Hadits riwayat: At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Rosulullah sholallahu 'alaihi wasallam bersabda : Ucapan yang paling Allah sukai itu adalah empat : Subhanallah, Al-Hamdulillah, Laa Ilaaha Illa Allah, Allahu Akbar. Tidak ada bahaya darimanapun kamu mulai. (HR. Muslim)

Nabi Muhammad
sholallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa bertasbih (Subhanallah) sebanyak tiga puluh tiga kali, bertahmid (Alhamdulillah) tiga puluh tiga kali, dan bertakbir (Allahuakbar) tiga puluh tiga kali, kemudian mengucapkan: Laa ilaaha illa Allah wahdahu laa syarikalah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ’ala kulli sya’in qadir, setiap selesai shalat. Maka akan diampuni dosanya meski sebanyak buih di lautan.”(HR Imam Ahmad, Darimi, Malik)

Sabda Rasulullah kepada Fatimah dan Ali: ”Maukah kalian berdua Aku ajarkan perkara yang lebih baik dari yang kalian minta? Jika kalian telah berada di tempat tidur bacalah takbir 33 kali, tasbih 33 kali dan tahmid 33 kali. Itu semua lebih baik buat kalian dari pada seorang pembantu.” (HR Bukhori).

Rasulullah
sholallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Maukah Aku sampaikan kepada kalian amalan yang dapat melampaui derajat orang kaya dan tidak ada yang mengalahkan derajat kalian sehingga menjadi yang terbaik di antara kalian dan mereka, kecuali mengerjakan amalan berikut, yaitu membaca tasbih, tahmid, dan takbir setiap selesai shalat sebanyak 33 kali.”(HR Bukhori)

Dalil Dzikir


 بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Bismillahir rohmanir rohim)
Dalil Al-Qur'an


Surah Al Baqoroh, ayat152
Faudzkuruunii adzkurkum wausykuruu lii walaa takfuruuni, Artinya :  Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni'mat)-Ku. 

Surah An Nissa, ayat 103
Fa-idzaa qadhaytumu alshshalaata faudzkuruu allaaha qiyaaman waqu'uudan wa'alaa junuubikum fa-idzaa ithma/nantum fa-aqiimuu alshshalaata inna alshshalaata kaanat 'alaa almu/miniina kitaaban mawquutaan, Artinya : Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

Surah Al Ankabut, ayat 45
Utlu maa uuhiya ilayka mina alkitaabi wa-aqimi alshshalaata inna alshshalaata tanhaa 'ani alfahsyaa-i waalmunkari waladzikru allaahi akbaru waallaahu ya'lamu maa tashna'uuna, Artinya : Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Surah Al A'roof, ayat 205
Waudzkur rabbaka fii nafsika tadharru'an wakhiifatan waduuna aljahri mina alqawli bialghuduwwi waal-aasaali walaa takun mina alghaafiliina, Artinya : Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatiumu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termask orang-orang yang lalai.

Surah Al Ahzab, ayat 41
Yaa ayyuhaa alladziina aamanuu udzkuruu allaaha dzikran katsiiraan, Artinya : Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.
Dalil As-Sunnah

Sesungguhnya Aku berdasarkan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku,dan aku bersamanya saat dia mengingat-Ku, Jika dia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku, dan jika dia mengingat-Ku dihadapan orang-orang maka Aku akan mengingatnya dihadapan mahkhluk-makhluk yang lebih baik dari mereka, jika mereka mendekati-Ku sejengkal maka Aku akan mendekatinya sehasta, jika mendekati-Ku sehasta maka Aku mendekatinya sedepa, dan barang siapa yang mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku mendatanginya dengan berlari (HR Muslim)

Menurut Abu Muslim al-Aghar, Abu Hurayrah dan Abu Said mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah suatu kaum duduk dalam majlis zikir, melainkan mereka dikelilingi oleh malaikat, diliputi oleh rahmat Allah, diberi ketenangan, serta disebut-sebut di hadapan para malaikat-Nya.” (HR Muslim dan al-Tirmidzi).

Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah s.a.w., katanya: "Barangsiapa yang duduk di suatu tempat duduk dan ia tidak berzikir kepada Allah Ta'ala dalam duduknya itu, maka atas orang itu ada kekurangan dari Allah dan barangsiapa yang berbaring di suatu tempat pembaringan dan ia tidak berzikir kepada Allah Ta'ala dalam berbaringnya itu, maka atas orang itu ada kekurangan dari Allah." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan.

Lafazh Istighfar

 بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Bismillahir rohmanir rohim)
Kalimat bacaan istighfar

Rabbigh-firli wa tub'alayya innaka anta-tawwaburrahim. Artinya : Ya Robbku, ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkau zat Yang Maha Menerima taubat dan Maha Penyayang. (HR Bukhari)

أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ الَّذِي لآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ اْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Astaghfirullahal-ladzi la ilaha illa huwal-hayyul qayyumu wa atubu ilahi. Artinya : Aku memohon ampunan kepada Allah, Zat yang tiada Robb selain Dia, Yang Maha hidup lagi Maha Menegakkan dan aku bertaubat kepada-Nya. (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Hakim)

Astaghfirullaha wa atubu ilahi. Artinya : Aku memohon ampunan kepada Allah, dan bertaubat kepada-Nya. (Mutafaq 'alaih)

Sayyidul Istighfar (Pemimpin Istighfar), yaitu :

Allahumma anta rabbi la ilaha illa anta, khalaqtani wa ana'abduka wa ana'ala 'ahdika wa wa'dika ma-statha'tu, a'udzu bika min syarri ma shana'tu, abu'u laka bini'matika 'alayya wa abu'u bidzanbi faghfirli fa innahu la yaghfirudz dzunuba illa anta.

Ya Allah, Engkau-lah Tuhanku, tiada tuhan selain engkau yang telah menciptakan aku. Aku adalah hamba-Mu dan aku berada di atas sumpahku dan janjiku pada-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang aku lakukan. Aku mengakui atas nikmat yang Engkau berikan kepadaku dan aku mengakui dosa (yang aku perbuat). Maka, maafkanlah aku. Sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa selain Engkau. (HR Muslim)

Inilah lafaz dan bentuk bacaan istighfar yang diriwayatkan dari Nabi dan termaktub dalam hadis-hadis sahih. Ada pula lafaz dan bentuk bacaan lainnya yang maknanya serupa dan boleh diamalkan. Akan tetapi, mengikuti Sunnah Nabi adalah lebih diutamakan.

Lafazh Hasballah


   بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Bismillahir rohmanir rohim)

Kalimat Hasbalah, Hasbunallaah wa ni'mal wakiil. Ni'mal maula wa ni'man nashiir.
Al-Qur’an penuh dengan kalimat hikmah yang dapat digunakan untuk menterapi diri hingga memiliki ahlak sempurna sebagaimana ahlak Rasulullah. Ketika Aisah ditanya tentang ahlak Rasulullah ia menjawab bahwa ahlak Rasulullah adalah Al-Qur’an. Qur’an merupakan pedoman hidup umat Islam bukan sekedar untuk dibaca dan dilagukan dengan irama yang indah menarik, tapi untuk ditanamkan didalam hati dan dijadikan sikap hidup. 


Jika demikian halnya, maka kalimat hasbalah merupakan salah satu ucapan terbaik bagi yang senantiasa mengharapkan pertolongan-Nya. Kalimat  hasbalah berbunyi Hasbunallah wa ni'mal wakil ni'mal maula wa ni'mal natsir artinya cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.
Bacaan hasbalah itu pula yang diucapkan oleh Rasulullah SAW ketika sedang kesulitan akibat pengepungan selama beberapa minggu oleh pasukan Ahzab dalam perang Khandaq di Kota Madinah. Dengan bacaan tersebut, Rasulullah sholallahu 'alaihi wassalam dan umat Islam pun keluar sebagai pemenang.

Alquran mengabadikan peristiwa tersebut dalam surat Ali Imran [3]: 173, artinya ''Yaitu orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, 'Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka.' Maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, 'Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung'.''

Syahdan, tatkala Nabi Ibrahim AS dilemparkan ke dalam lautan api oleh para pengikut Raja Namrud bin Kan'an, ia mengucapkan  Hasbunallah wa ni'mal wakil, dan api pun tiba-tiba menjadi dingin. Ini diberitakan oleh Rasulullah SAW, ''Akhir kalimat yang diucapkan oleh Ibrahim ketika dicampakkan ke dalam api ialah hasbunallah wani'mal wakil. '' (HR Bukhari).

Dikisahkan, ketika Nabi Ibrahim AS mulai dimasukkan ke dalam kobaran api, Jibril datang dan berkata, ''Apakah engkau butuh aku?'' Ibrahim menjawab, ''Kalau kepadamu tidak, tapi kalau kepada Allah, ya.'' Kemudian Allah subhanahau wa ta'ala berfirman, artinya "Kami berfirman, 'Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim'." (QS Al-Anbiyaa' [21]: 69).

Menurut Ibnu Katsir, kalimat hasbalah juga diucapkan oleh 'Aisyah RA ketika ia mengharapkan pertolongan Allah, di saat kabar bohong ( haditsul ifqi ) tentang dirinya beredar. Hal itu direkam dalam surat An-Nur [24]: 11-26).

Sejarah telah memberitakan kekuatan hasbalah yang diucapkan oleh para nabi dan orang-orang saleh, ketika mereka menghadapi cobaan besar ataupun fitnah yang berat. Kekuatannya melebihi kekuatan apa pun di dunia ini, serta menegaskan semangat tauhid pada diri orang yang mengucapkan. Yaitu bahwa hanya kepada Allah sajalah ia berserah diri, dan bahwa semua makhluk di sisi-Nya adalah lemah.

Lafazh Taqdis

 بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Bismillahir rohmanir rohim)


Subhanal malikil quddus, artinya : Maha suci Robbn Yang Merajai lagi Maha Suci.

Subbuhun quddusun robbunaa wa robbul malaa-ikati warruh, artinya : Maha Suci lagi Quddus Robb Kami, Robb para Malaikat, dan Ruh.

Lafazh Takbir

 بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Bismillahir rohmanir rohim)
Umat muslim, kita harus selalu menyerukan namaNYA . Allahu Akbar,  Allah Maha Besar. 
الله أَكْبَر

Bacaan takbir disunnahkan pada hari raya Idul Fithri sehari penuh. Adapun lafadz bacaan takbir adalah sebagai berikut :

اللهُ اكبَرْ, اللهُ اكبَرْ اللهُ اكبَرْ لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر, اللهُ اكبَرُوَِللهِ الحَمْد

Allahu akbar, Allahu akbar,  Allahu akbar, Laa ilaaha illaallahu, waallahu akbar, Allahu akbar, wa lillaahilhamd. Artinya : Allah Maha besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada Tuhan( yang wajib disembah) kecuali Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segala puji hanya milik Allah.

Takbir versi lengkap :

َاللهُ اكبَرْ كبيْرًا والحَمدُ للهِ كثِيرًا وَسُبحَانَ اللهِ بُكرَةً واَصِيلا, لااله اِلااللهُ ولانعْبدُ الاإيّاه, مُخلِصِينَ لَه الدّ يْن, وَلَو كَرِهَ الكَا فِرُون, وَلَو كرِهَ المُنَافِقوْن, وَلَوكرِهَ المُشْرِكوْن, لاالهَ اِلا اللهَ وَحدَه, صَدَق ُوَعْدَه, وَنَصَرَ عبْدَه, وَأعَزّجُندَهُ وَهَزَمَ الاحْزَابَ وَاحْدَه, لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر, اللهُ اكبَرُ وَِللهِ الحَمْد

Allahu akbar kabiiro, Walhamdulillaahi ka-tsii-ro, Wa-subhaanallahi bukrotawwa 'ashiila, Laa ilaaha illa allahu walaa na’budu illaa-iyyaah, mukhlishiina lahuddiina, Walaw karihal kaafiruun, Walaw karihal munaafiquun, Walaw karihal musyrikuun, Laa ilaaha illaallahu wahdah, Shodaqo wa’dah, Wanashoro- ‘abdah, Wa a‘azza jundahu, Wa hazamal ahzaaba wahdah, Laa ilaa ha illa allahu wallahu akbar, Allahu akbar, Walillahilhamd.


Artinya : Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-sebanyak puji, dan Maha suci Allah sepanjang pagi dan sore, tiada Tuhan(yang wajib disembah) kecuali Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya, dengan memurnikan agama Islam, meskipun orang-orang kafir, orang-orang munafiq, orang-orang musyrik membencinya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dengan ke Esa anNya, Dia dzat yang menepati janji, dzat yang menolong hambaNya dan memuliakan bala tentaraNya dan menyiksa musuh dengan ke Esa anNya. tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segala puji hanya untuk Allah.

 
Blogger Templates